Hari Jumat tanggal 27 September 2013, tepatnya di sore hari, saya mengajar untuk pertama kalinya. Benar-benar sebuah pengalaman yang menarik! Kalau saya pikir-pikir lagi saat ini, rasanya kok bisa ya saya mengajar? Untuk bertanya pada orang yang tidak saya kenal saja sudah sangat takut rasanya, apalagi mengajar di depan orang banyak.
Jadi, pengalaman mengajar pertama ini bermula dari pesan singkat adik kelas saya yang meminta saya untuk mengajar anggota divisi jurnalistik di ekstrakurikuler saya dulu saat di SMA, yaitu CIRRUS, mengenai wawancara jurnalistik. Saat pertama kali membaca pesan singkat tersebut, saya benar-benar merasa senang. Saya bahkan berteriak-berteriak lalu memberi tahu ibu saya mengenai hal itu. Kemudian, saya segera mengiyakan permintaan untuk mengajar tersebut.
Mengapa saya merasa sangat senang diminta untuk mengajar padahal saya malu untuk berbicara di depan umum? Jawabannya adalah karena saya senang bisa melakukan sesuatu untuk CIRRUS dan karena saya ingin belajar untuk mengajar orang lain. Jika saya bisa memberi manfaat untuk orang lain, saya merasa bahagia. Karena, setidaknya ada kontribusi dari diri saya bagi lingkungan sekitar saya. Walaupun yang saya lakukan belumlah seberapa jika dibandingkan orang-orang hebat di luar sana yang begitu tulus mengabdikan diri untuk kemajuan sesamanya. Apalagi, CIRRUS membayar saya untuk mengajar, jadi rasanya bukan kegiatan sukarela yang saya lakukan. Walaupun saya merasa tidak pantas untuk dibayar karena ilmu saya mengenai wawancara jurnalistik tersebut masih sangat sedikit dan juga karena niat saya memang hanya ingin membantu kemajuan CIRRUS, jadi rasanya tidak perlulah saya dibayar untuk mengajar.
Di hari yang sudah disepakati, yaitu hari Jumat, sepulang kuliah saya pergi ke SMAN 1 Depok untuk menepati janji saya untuk mengajar. Saat saya datang, ternyata di sana sedang mati lampu. Akhirnya, saya pun berkenalan terlebih dahulu dengan adik-adik kelas yang saya akan ajar sekaligus juga saya ceritakan pengalaman bulan pertama saya memasuki dunia perkuliahan kepada mereka, sambil menunggu beberapa adik kelas lainnya yang sibuk mencari ruang kelas lain yang tidak mati lampu agar kegiatan belajar bisa segera dimulai. Setelah menemukan ruang kelas yang bisa digunakan, kami pun pindah ke ruang kelas yang sudah dicarikan dan saya mempersiapkan diri dan mulai mengajar. Saya mengajar dengan sangat kaku rasanya, karena saya merasa tegang dan takut melakukan kesalahan.
Karena saya belum menguasai materi mengenai wawancara jurnalistik, materi yang saya persiapkan merupakan materi terkait yang saya ambil dari internet dengan tetap saya cantumkan sumbernya. Karena saya tidak ingin mengajari sesuatu yang seadanya saja dari yang saya tahu, apalagi yang saya tahu masih sangat sedikit.
Setelah selesai mengajar, saya membagi adik-adik kelas saya dalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan praktik wawancara jurnalistik dengan orang-orang yang ada di sekitar sekolah dan kemudian meminta meraka untuk membuat laporan hasil wawancaranya. Selama sekitar empat puluh menit mereka mengerjakan tugas tersebut. Saya merasa senang karena melihat mereka terbilang antusias dalam mengerjakan tugas tersebut.
Ketika laporan wawancara sudah mereka selesaikan, saya pun membaca dan mengomentari hasil kerja mereka tersebut, mengenai kekurangan dan kelebihan dari laporan wawancara yang mereka buat. Berdasar pada apa yang saya ketahui mengenai bagaimana laporan wawancara yang seharusnya, walaupun yang saya ketahui masih sedikit. Setelah semuanya selesai, saya pun melakukan sedikit evaluasi dan menutup kegiatan belajar di hari itu. Dan terakhir, kami pun berfoto untuk kenang-kenangan.
Semoga di lain waktu saya bisa kembali mendapat kesempatan untuk mengajar CIRRUS. Dan, semoga adik-adik kelas di CIRRUS tidak bosan dengan cara mengajar saya. Saya akan terus belajar agar bisa mengajar lebih baik lagi, karena berbagi ilmu itu menyenangkan :)
Sumber foto: Guntur
No comments:
Post a Comment