Sosiologi. Sebuah jurusan di universitas yang terbilang jarang dipilih orang. Namun, begitu besarnya keinginan saya untuk dapat diterima di jurusan ini. Alhamdulillah saat ini keinginan saya itu sudah tercapai. Jika diingat-ingat lagi, ada banyak cerita yang mengiringi langkah saya hingga akhirnya bisa sampai di titik yang membahagiakan ini.
Ketertarikan saya terhadap sosiologi berawal saat saya duduk di kelas X. Di kelas X itulah saya pertama kali belajar sosiologi sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri. Karena saat SMP, sosiologi digabung dengan sejarah dan geografi menjadi pelajaran IPS Terpadu. Teori-teori sosiologi yang diajarkan guru saya dulu begitu melekat di otak saya hingga ketika mengalami suatu peristiwa di kehidupan nyata, saya langsung teringat dengan teori-teori tersebut. Pada intinya, bagi saya waktu itu, materi pelajaran sosiologi yang guru saya ajarkan begitu relevan dengan kehidupan sehari-hari. Karena itulah saya menjadi suka dengan pelajaran ini, apalagi saya jadi bisa menerapkannya di kehidupan nyata, tidak hanya sekadar mengerti lalu menguap begitu saja setelah dipelajari.
Kemudian, ketika saya naik kelas dan menjadi murid kelas XI, ayah saya menyarankan saya untuk masuk jurusan sosiologi saat kuliah nanti. Saya pun setuju, hingga akhirnya saat kelas XII saya menulis sosiologi sebagai pilihan pertama di berbagai try out masuk universitas dan juga saat mengisi data untuk SNMPTN. Dengan berbagai macam perjuangan, akhirnya saya pun diterima di jurusan
sosiologi. Saya sangat senang bahwa apa yang menjadi impian saya sejak
lama bisa tercapai dengan campur tangan Allah yang begitu ajaibnya.
Lucunya, ada banyak orang yang bertanya "Mau jadi apa nanti setelah lulus?" setelah saya diterima di jurusan sosiologi. Kebanyakan orang berpikir akan sedikit lapangan pekerjaan yang dapat menampung lulusan sosiologi. Mungkin memang tidak sebanyak jurusan populer seperti kedokteran dan akuntansi, tapi jika kita mau membuka mata dan memandang lebih luas, ada begitu banyak kesempatan, bagi lulusan jurusan apapun, yang populer ataupun tidak populer, untuk menjadi sukses. Selama mau berusaha menjadi yang terbaik di bidang apapun yang kita tekuni, pasti akan ada jalan menuju kesuksesan. Bagi saya, yang lebih penting bukanlah kesuksesan dari segi materi, namun kesuksesan bagi jiwa sehingga menjadi penuh dengan kebahagian karena dapat menjadi apa yang hati saya inginkan.
Apa yang sebenarnya saya inginkan? Saya ingin menjadi sosiolog dan jurnalis, jika memang saya memiliki kesempatan dan kemampuan untuk menjadi keduanya. Selain untuk mejadi sosiolog dan jurnalis, tujuan lain saya masuk sosiologi adalah ingin mempelajari cara untuk memberantas kemiskinan di masyarakat, karena memang menjadi fokus utama sosiologi adalah masyarakat. Ketika saya lulus nanti, saya ingin secara perlahan-lahan memberantas kemiskinan, dimulai dari lingkungan di sekitar saya, kemudian menambah ke cakupan yang lebih luas. Semoga keinginan ini dapat terwujud, tidak hanya sekadar menjadi rencana.
Nah, karena kita semua memiliki impian yang berbeda-beda, tentu saja semua impian tersebut adalah impian yang mengagumkan dengan caranya masing-masing, kita tidak seharusnya memandang sebelah mata impian orang lain. Seperti kata-kata bijak yang saya baca di akun tumblr milik seseorang, bahwa sukses dapat diartikan secara luas, semuanya tergantung kepada cara pandang individu yang menjalaninya masing-masing. Jadi, lebih baik kita tidak usah tengok kanan dan kiri, mari mulai mengambil langkah pertama menuju gerbang impian kita masing-masing. Karena kesuksesan ada di tangan kita, bukan di jurusan populer atau tidak populer. Lagi pula, yang membuat kotak-kotak atas mana jurusan yang populer dan
mana yang tidak populer kan manusianya sendiri. Jadi, jangan mau kalah
sama kotak-kotak itu, apalagi kita juga manusia, yang mempunyai hak untuk
menentukan pilihan kita. Karena kalau kotak-kotak itu diikuti tapi mengabaikan kata hati,
justu akan mempersempit langkah kita.
No comments:
Post a Comment