Wednesday, January 8, 2014

Mengejar Terbitnya Sang Surya ke Punthuk Setumbu

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 29 Desember 2013, saya mendapat sebuah pengalaman baru yang sangat menakjubkan dan membuat saya selalu terkenang-kenang, bahkan hingga hari ini. Pengalaman baru ini adalah melihat terbitnya matahari di dekat lokasi Candi Borobudur. Ide untuk merasakan pengalaman baru ini datang dari ayah saya. Ketika kami sekeluarga sedang berada di Yogyakarta, Beliau melihat iklan dari sebuah biro perjalanan yang menawarkan pengalaman untuk melihat terbitnya matahari di dekat lokasi Candi Borobudur. Kemudian, ayah saya mengajak kami untuk pergi ke sana. Untuk dapat merasakan pengalaman ini dengan biaya yang terjangkau, kami pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi, bukan mendaftarkan diri pada biro perjalanan yang iklannya ayah saya lihat sebelumnya.

Di hari Minggu pukul 03.00 WIB, mobil kami melaju ke arah Magelang, yang merupakan lokasi dari Candi Borobudur. Ketika kami sudah berada di daerah sekitar Candi Borobudur, seorang tukang ojek menawarkan diri untuk mengantar kami ke lokasi untuk melihat terbitnya matahari. Ayah saya pun setuju dengan tawaran itu, walaupun harus membayar jasa tukang ojeknya dengan cukup mahal. Akhirnya, tukang ojek tersebut memimpin arah yang harus kami lalui dengan mengendarai sepeda motornya, sementara ayah saya menyetir mobil dengan pelan-pelan di belakangnya. Kami diantar hingga akhirnya sampai di suatu daerah yang agak menanjak. Dari situ, kami masih harus mendaki cukup jauh untuk benar-benar bisa melihat peristiwa yang menakjubkan tersebut. Ternyata, kami tidak benar-benar melihat terbitnya matahari dari Candi Borobudur, tetapi dari suatu bukit di dekat Candi Borobudur yang bernama Punthuk Setumbu. Untuk dapat naik ke Punthuk Setumbu dan melihat peristiwa terbitnya matahari di sana, kami harus membayar dengan biaya yang menurut saya agak mahal, tidak gratis seperti yang sempat saya pikir sebelumnya.

Pada awalnya, saya menduga hanya akan ada sedikit orang di atas bukit yang juga ingin menyaksikan terbitnya sang surya, hal ini dikarenakan lokasi bukit yang terbilang cukup terpencil sehingga mungkin hanya akan ada sedikit orang yang mengetahui keberadaannya. Namun, ternyata dugaan saya salah. Nyatanya, sudah banyak orang mengetahui keberadaan objek wisata ini, sehingga terbilang ramai suasana di bukit yang tidak terlalu luas itu. Bahkan, banyak fotografer dengan kamera berlensa panjang yang berjajar untuk mengabadikan peristiwa alam yang indah tersebut. Padahal, dari hasil curi dengar obrolan beberapa orang di dekat saya, ternyata peristiwa alam tersebut baru menjadi objek wisata sekitar enam bulan yang lalu, atas prakarsa seorang fotografer yang saya lupa namanya.

Ketika sampai di atas bukit, matahari belum terbit. Suasana masih gelap, namun terlihat titik-titik kecil cahaya lampu dari seberang bukit. Benar-benar sebuah momen yang membuat saya menahan napas saking takjubnya. Sedikit demi sedikit, sang fajar pun mulai menampakkan dirinya. Di kejauhan, terlihat samar-samar siluet Candi Borobudur yang diselimuti kabut. Saya seperti melihat sebuah negeri indah di depan mata, namun begitu tak terjamah karena terlalu menakjubkannya, hingga hanya seperti ilusi. Saya sibuk memotret berkali-kali kesempatan langka yang tidak dapat saya lihat setiap hari itu. Saking sibuknya saya memotret, saya bahkan tidak benar-benar menyadari perubahan bentuk sang fajar dari kecil samar hingga bulat sempurna. Saya baru menyadari hal itu sepenuhnya ketika melihat foto-foto di kamera sesudah turun dari bukit.

Saya tidak tahu kapan lagi saya akan kembali ke Punthuk Setumbu, namun jika memang ini pengalaman pertama dan terakhir saya, saya benar-benar merasa bersyukur bisa mendapat kesempatan berharga ini, karena dari menyaksikan peristiwa menakjubkan tersebut saya bisa merasakan kebesaran Tuhan yang begitu agung. Di waktu selanjutnya, jika saya memang memiliki kesempatan, saya akan pergi ke tempat-tempat lainnya yang juga memiliki momen terbit atau terbenamnya matahari yang juga menakjubkan seperti di Punthuk Setumbu. Semoga harapan ini bisa terwujud secepatnya.












No comments:

Post a Comment